KOTA
PAREPARE PROPINSI SULAWESI SELATAN
Gambaran Umum Kota Parepare
Kota Parepare merupakan kota kedua terbesar di Propinsi Sulawesi Selatan,
dandikategorikan sebagai Kota Sedang. Kota ini adalah pusat pengembangan
KAPETParepare yang meliputi Kota Parepare, Kabupaten Barru, Kabupaten
SidenrengRappang, Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang sehingga potensial
sebagaipusat perdagangan di kawasan ini.Kota ini memiliki luas wilayah 99,33 km² dan berpenduduk
sebanyak ±140.000 jiwa. Salah satu tokoh terkenal yang lahir di kota ini adalah B. J. Habibie,
presiden ke-3 Indonesia.Di awal
perkembangannya, perbukitan yang sekarang
ini disebut Kota Parepare, dahulunya adalah merupakan semak-semak belukar yang
diselang-selingi oleh lubang-lubang tanah yang agak miring sebagai tempat yang
pada keseluruhannya tumbuh secara liar tidak teratur, mulai dari utara (Cappa
Ujung) hingga ke jurusan selatan kota. Kemudian dengan melalui proses
perkembangan sejarah sedemikian rupa dataran itu dinamakan Kota Parepare.
Wilayah Kota Parepare
apabila ditinjau dari aspek topografinya terdiri dari daerah datar
sampai bergelombang,
dengan klasifikasi kurang lebih 80% luas daerahnya merupakan daerah
perbukitan dan sisanya
daerah datar dengan ketinggian 25 – 500 meter diatas permukaan laut
(mdpl), dengan dataran
tinggi bergelombang dan berbukit (88,96%) dengan fungsi dominan
untuk lahan perkebunan
(18,56%), kehutanan (43,04%), dan daerah permukiman (1,57%),
serta sebagaian kecil
merupakan dataran rendah yang rata hingga landai (11,04%) dengan
fungsi permukiman
(2,80%), pertanian (9,40%) dan perikanan (0,24%).
Kota Parepare sebagian
besar wilayahnya berada pada ketinggian atau perbukitan
terutama pada wilayah
Kecamatan Bacukiki dengan ketinggian >500 meter dpl. Khusus untuk
Kecamatan Ujung dan
Kecamatan Soreang, berada pada ketinggian 0-500 m dpl. Dengan kondisi seperti ini
memperlihatkan bahwa morfologi Kota Parepare terbagi atas morfologi rendah dan tinggi
(perbukitan/pegunungan).
Kondisi Gografis Kota Parepare merupakan salah satu daerah di
Sulawesi Selatan yang memiliki posisi
strategis karena terletak
pada jalur perlintasan transportasi darat maupun laut, baik arah Utara
– Selatan maupun Timur –
Barat, dengan luas 99,33 km2 yang secara geografis terletak antara 3o
57’ 39” - 4o 04’ 49”
Lintang Selatan dan 119o 36’ 24” - 119o 43’ 40” Bujur Timur. Terdiri atas 4
(empat) kecamatan dan 22
(dua puluh dua) kelurahan, yang secara administrasi memiliki batasbatas
wilayah sebagai berikut :
- Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
- Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang
- Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Barru, dan
- Sebelah Barat
berbatasan dengan Selat Makassar
Iklim
Berdasarkan catatan stasiun klimatologi, rata-rata temperatur Kota Parepare sekitar 28,5 °C dengan suhu minimum 25,6 °C dan suhu maksimum 31,5 °C. Kota Parepare beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Maret sampai bulan September dan musim hujan pada bulan Oktober sampai bulan Februari.
Hasil Pertanian
Hasil pertanian dari daerah pertanian Parepare adalah biji kacang mete, biji kakao, dan palawija lainnya serta padi. Wilayah pertanian parepare tergolong sempit, karena lahannya sebagian besar berupa bebatuan bukit cadas yang banyak dan mudah tumbuh rerumputan. Daerah ini sebenarnya sangat cocok untuk peternakan.
Hasil
lainnya
Banyak penduduk di daerah perbukitan beternak ayam potong dan ayam petelur, padang rumput juga dimanfaatkan penduduk setempat untuk menggembala kambing dan sapi. Sedangkan penduduk di sepanjang pantai banyak yang berprofesi sebagai nelayan. Ikan yang dihasilkan dari menangkap ikan atau memancing masih sangat berlimpah dan segar. Biasanya selain dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), para nelayan menjualnya ikan -ikan yang masih segar di pasar malam 'pasar senggol' yang menjual aneka macam buah - buahan, ikan, sayuran, pakaian sampai pernak - pernik aksesoris.
PendudukBerdasarkan data BPS pada tahun 2012, jumlah penduduk Parepare ada 132.048 jiwa yang terdiri dari etnis Bugis, Makassar, Mandar dan Tioghoa
Tahun
|
1971
|
1976
|
1980
|
1990
|
2000
|
2010
|
2012
|
Jumlah penduduk
|
OBJEK WISATA
Pantai
Lumpue
Suasana pantai Lumpue pada saat hari libur
Pantai yang sering dijadikan pusat rekreasi oleh masyarakat Parepare, yaitu pantai Lumpue. Pantai ini berada di Kecamatan Bacukiki Barat Lokasinya dekat dengan fasilitas umum seperti masjid dan puskesmas, disediakan pula rumah-rumah yang terbuat dari bambu beratap nipa yang bisa disewa oleh wisatawan.Pantai lumpue memiliki air laut yang bening dengan pasir pantai halus kecoklatan.Pantai ini tidak mengalami perubahan besar meskibun di tahun 1980-an pernah ditambahkan fasilitas pendukung tapi tidak mampu merubah komposisi alamnya. Lokasi ini dulunya hanya dipakai oleh orang-orang penting, namun karena gencarnya promosi akhirnya Lumpue yang semula untuk pemadian berubah menjadi wisata pantai di Sulawesi Selatan.
Kebun
Raya Jompie
Jalan setapak di Kebun Raya/Hutan Kota
Jompie
Kebun Raya Jompie merupakan hutan kota Parepare yang dijadikan tempat pariwisata. Kebun raya Jompie yang dibangun sejak tahun 1920 menyimpan keanekaragaman hayati serta menjadi obyek wisata dan pusat penelitian tumbuhan tropis, terutama tanaman endemik Sulawesi.Jarak dari pusat Kota Parepare yakni sekitar 3,5 km. Kebun Jompie juga sangat strategis karena mudah dijangkau, baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umumKebun yang mempunyai luas 13,5 hektar ini menawarkan rekereasi seperti kolam renang, area perkemahan, dan jalan setapak untuk wisatan yang ingin menikmati hutan dan pepohonan dengan berjalan-jalan. Hutan Jompie sebagai hutan kota terbaik keenam se-Indonesia pada saat Resepsi Kenegaraan HUT RI ke-65 Hutan seluas 13,6 hektar itu sebelumnya diputuskan oleh Pemerintah Pusat sebagai hutan kota terbaik di Sulawesi Selatan. Selain hutan, terdapat juga kebun raya yang ditetapkan sebagai pusat koleksi dan konservasi tumbuhan kawasan pesisir Wallacea dengan menonjolkan keanekaragaman tumbuhan obat, tumbuhan adat dan ethobotani. Dalam kawasan ini terdapat beberapa fasilitas fisik, antara lain kolam renang, 14 unit shelter (tempat istirahat), arena perkemahan (camping ground), gedung pertemuan, saluran drainase, dan jalan setapak yang menjangkau setiap sudut kawasan.Keaneragaman tumbuhan di kawasan ini menurut analisis dari Tim Analisis Vegetasi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), terdiri dari 90 jenis yang berasal dari 81 marga tumbuhan. Sebanyak 7 jenis diantaranya telah teridentifikasi secara lengkap. Sepuluh jenis baru diketahui marganya, dan tiga jenis baru teridentifikasi sampai pada tingkat suku. Beberapa diantaranya diketahui sebagai tumbuhan langka.
Terumbu
Karang Tonrangeng
Terumbu Karang Tonrangeng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar